Warga Desa Marok Kecil Larang Buaya untuk Dievakuasi

Foto: ist

Singkeponline.com, Lingga – Masyarakat Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan tidak ingin buaya muara yang berada di wilayahnya dievakuasi oleh Tim Satgas Pengendalian Satwa Liar Kabupaten Lingga.

Menurut masyarakat sejauh ini buaya tersebut dianggap tidak pernah mengganggu aktifitas warga sekitar.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Marok Kecil Rusdi, bahwa berdasarkan kesepakatan bersama buaya muara tersebut tidak ingin di evakuasi.

“Orang-orang tua disini tidak mau buaya tersebut dipindahkan. Karena berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat meminta untuk membiarkan buaya tersebut. Sebab sejauh ini buaya tersebut tidak pernah mengusik warga,” kata Rusdi, Senin (12/6/2023).

Untuk antisipasi, Rusdi menjelaskan, bahwa warga dilarang untuk melakukan aktivitas ditempat tersebut dan pihaknya juga telah memberikan pengumuman kepada warga.

“Dimana kawasan tersebut sudah di police line, masyarakat juga kita minta tidak mendekat ketempat tersebut. Dan kita juga telah mempersiapkan 8 orang linmas untuk berjaga,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seekor buaya muara berukuran 2 meter ditemukan bertelur di sekitaran kebun karet dekat Kampung Lekok lumut, desa marok kecil, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga.

Buaya muara itu diperkirakan sudah enam bulan berada di wilayah kebun karet tersebut, dan diprediksi kurang lebih 15 hari lagi telur-telur dari buaya tersebut akan menetas, sehingga pihak Polsek Dabo Singkep melakukan police line.

Hal tersebut dilkukan untuk mengantisipasi agar warga sekitar tidak melakukan aktifitas di sekitaran kebun karet tersebut.

Di lain sisi, Tim Satgas Pengendalian Satwa Liar Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga melakukan pemantauan dengan melihat langsung posisi buaya muara tersebut.

Sekretaris Tim Satgas Pengendalian Satwa Liar DLH Lingga Sanusi mengatakan, bahwa, populasi buaya di Kabupaten Lingga buaya sudah masuk zona merah.

“Dan wilayah Marok Kecil ini tidak masuk wilayah kerja satgas, karena disini ada kearifan lokal dimana buaya tersebut tidak boleh di ganggu,” kata Sanusi, Selasa (6/6/2023). (Red)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *