Tanggapan Beberapa Tokoh Mengenai CPNS yang Akan Dilaksanakan Oleh Kabupaten Lingga

singkeponline.com-Penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) 2018 merupakan bagian dari seleksi Nasional dan untuk tahun ini, Pemerintah memperioritaskan tiga lowongan utama yang terdiri dari Tenaga Pendidik (Guru), Tenaga Kesehatan dan Tenaga Teknis yang mendukung infrastruktur.

Pendaftaran CPNS 2018 di Kabupaten Lingga, telah resmi dibuka pada Rabu (26/09/2018) ini, dengan membuka sebanyak 290 lowongan formasi. Penutupan pendaftaran CPNS sampai pada 10 Oktober 2018 pada pukul 23.59.

Namun ceritanya tidak selesai pada pembukaan dan penutupan pendaftaran serta formasi yang ada. Tempat pelaksanaan tes CPNS Kabupaten Lingga untuk tahun ini yang dilaksanakan di Batam, kontan membuat sebagian masyarakat Lingga sedikit ‘geleng-geleng’ kepala.

Keterangan foto : Mardian (Aktivis Masyarakat Singkep)

Hal ini juga membuat tokoh aktivis masyarakat seperti MARDIAN/ATAK dan beberapa tokoh pemuda Lingga yang mengatas namakan “Forum Peduli Putra Daerah” juga angkat bicara mengenai CPNS yang diadakan dibatam ini.

Menurut Salas Budjana selaku ketua koordinator Forum Peduli Putra Daerah Lingga ditemui awak media pada Rabu (26/9) di Dabo memaparkan bahwa pada senin kemarin (24/9) kami telah menemui pihak terkait Seperti Kepala, Kabid BKPP dan Ketua DPRD Lingga. Diruang DPRD Lingga, 4 Pemuda yang mau menyampaikan aspirasinya yaitu Salas Budjana, Rival Valentinov, Ferdi dan Deni mempertanyakan masalah test CPNS yang ada di Kabupaten Lingga tentang persyaratan dan tempat pelaksanaannya.

Dipersyaratan itu kalau tidak salah,sudah ada persyaratan umum dipoin ke-13, itu tidak membatasi peserta dari luar Kabupaten Lingga. Maksudnya dari nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) peserta dari luar, tidak ada batasan. Sedangkan kita daerah Kabupaten Lingga ini IPK Minumum 2,30. Kalau yang di Batam, kami baca 2,50 ber-KTP Batam. Dari luar Batam/KTP kalau tidak salah 3.00. Itu artinya mereka memprioritaskan putra daerah dia. Berarti kita daerah Lingga membuka peluang bagi orang luar bahkan kita tidak memprioritaskan putra daerah Kabupaten Lingga”, Kata Salas Budjana.

“Kemudian masalah tempat. Tempat ini kenapa harus di Batam. Ini memberatkan peserta dari Lingga. Memberatkan dari finasial, memberatkan dari akomodasinya. Mereka ikut tes yang kita, ditempat dia pulak lagi tes nya. Kita, terpaksa ikut tes ketempat dia. Kan terkesan lucu ”Tambah Salas.

Terkait dari pertemuan tersebut, pihak Salas Budjana menunggu jawaban dari pihak BKPP terkait dengan dua poin yang disampaikan mereka.

“Kami telah memberi solusi kepada pihak BKPP bahwa kami menyarankan untuk membantu biaya dalam hal meringankan beban transportasi atau akomodasi para peserta CPNS dan kami menunggu jawaban hasil yang dijanjikan oleh pihak BKPP. Mereka menjanjikan kalau dalam waktu dekat ini akan ada informasi. Itu yang akan diupayakan mereka. Mereka katanya nanti akan melakukan rapat dengan Sekda Lingga dan Perhubungan. Karena ini menyangkut masalah transportasi juga.Kami menunggu hasil dari mereka. Kalau 2-5 hari nanti, tidak ada juga ‘angin segar’ dari mereka, kami akan datang lagi dengan jumlah lebih dari 4 orang tadi”, Kata Salas Budjana kepada awak media.

Terkait dengan tes CPNS Lingga yang diadakan di Batam. “Mardian” atau sering disapa dengan kesehariannya “Atak” salah seorang aktivis masyarakat di Lingga ikut mengomentari hal tersebut.

“Mengenai tempat pelaksanaan, apakah dengan diadakannya tes di Batam itu, tidak mengeluarkan dana untuk tempat tes oleh daerah? Tentunya dalam hal ini, daerah Lingga akan mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Begitu juga dengan putra putri tempatan sebagai peserta. Alangkah baiknya dana sewa tempat itu di gunakan di Lingga.”

“Panitia di Lingga sama sekali tidak memperhatikan IPK (indek prestasi komulatif). Batam itu saat ini merupakan gambaran kecilnya jakarta jadi di batam itu gudang para sarjana dengan formasi nilai IPK di atas 2.75. Kenapa anambas berani menentukan batasan IPK bagi pelamar dari daerah luar anambas dgn menitik pointnya 3.00. Kenapa Lingga tidak ada dan ini ada apa??”, Tutur Mardian.

“Kalau kita ingat saat pelaksanaan penerimaan CPNS pada tahun 2014 lalu itu memakan pembiayaan yang dikeluarkan daerah sangat kecil dikarenakan beberapa kelengkapan itu hanya sifatnya pinjaman seperti kelengkapan sarana komputer yang dipinjam dari pihak sekolah (sma dan smk) akses internet dengan kapasitas tinggi tapi gratis dan semua pelaksanaannya tidak menggunakan sistem lelang pengadaan namun hanya menggunakan sistem penunjukkan lansung (PL) dengan demikian berarti banyak sekali pengiritan dan kemudahan. Hal ini didapati berdasarkan bincang bincang saya dengan mantan kadis BKD yang lalu.

Intinya kita berharap eksekutif dan legislatif dapat duduk bersama mengatasi akan hal ini. semuanya demi putra putri daerah kita dan penerimaan CPNS ini setelah tahun 2014 baru tahun ini diadakan. Jadi inilah masa dan kesempatan yang bagi putra putri daerah untuk mengabdi didaerahnya.

“kita sangat menyayangkan kesempatan yang ada karena kalau kita kembali ke dasar pembentukkan kabupaten salah satunya yang bertujuan utk mensejahterakan masyarakat. Hal ini sudah berlawanan. Letaknya, kalau anak putra tempatan Lingga ikut tes di Batam tentunya dalam sisi pengeluaran ekonomi itu sangat besar sementara di Lingga saat ini lapangan pekerjaan itu sangat minim ditambah lagi dengan pelaksanaan di luar Lingga tentunya dalam sisi penilaian peserta kita bisa kecolongan dan tidak menutup akan terjadi KKN.

Kalau kita andaikan saja, ada 1000 orang putra putri Lingga ikut tes di batam dengan pengeluaran untuk biaya akomodasi dan transportasi masing-masing 2 juta per-orang itu sudah 2 milyar plus tambahan dari pemkab. berarti banyak anggaran yang sudah terbuang keluar. Jadi kita sangat sayangkan akan hal ini”, Tutup Mardian.(Es)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *