Setelah Marida diberangkatkan, muncullah pemikiran Febrizal, setelah melihat rumah yang menjadi tempat tinggal sangat memperihatinkan jauh sekali dari kata layak, membuat dia bersama Pol PP mengambil langkah untuk merenovasi rumah yang didiami Marida bersama ibunya.
“Aksi sosial kami memang spontanitas, kami bersama Pol PP dan Damkar melakukan perbaikan rumah, yang kami anggap jauh dari pada layak, dan tidak sewajarnya d tinggalkan, bahkan bisa menimbulkan penyakit,” terang Taufik.
Dia mengaku, kalau permasalahan tukang, Pol PP dan damkar banyak memiliki keterampilan menukangi rumah. Mulai dari membersihkan pekarangan rumah sampai merenovasi rumah.
“Kekurangan material, kami bersama Pol PP dan dankar patungan membeli apa yang dibutuhkan dalam merenovasi, serta dalam melakukan pembersihan. Supaya pulangnya mereka, rumah yang mereka tinggal bersih dan layak dihuni,” terangnya lagi.
Dia menyebutkan, aksi dadakan mereka lakukan bertujuan agar terciptanya kondisi rumah yang layak huni dan berfungsi sebagai tempat tinggal yang baik serta lingkungan yang bersih dan sehat guna terhindar dari penyakit.
Pengakuannya, satu hari sebelum beraksi dia telah melakukan survei kelokasi rumah Marida, dan melihat langsung rumahnya kelihatan sangat kumuh, tidak ada jendela sehingga sirkulasi udara tidak ada, sehingga rumah tersebut kurang sehat untuk dihuni.
“Kita tahu bersama saudari marida merupakan Salah satu masyarakat Kabupaten Lingga yang kurang mampu sehingga layak mendapatkan kepedulian kita semua,” imbuhnya.