“Tadi sudah disampaikan Pak Gubernur bahwa tahun ini genangan banjirnya surut sangat drastis dari (luas genangan) 490 hektare menjadi 80 hektare. Dari yang dulunya terkena dampak 159 ribu (jiwa) menjadi 77 ribu. Ini juga turunnya sangat drastis,” tuturnya.
Meski demikian, Presiden mengatakan bahwa pembangunan sistem pengendali banjir secara menyeluruh di wilayah tersebut masih akan terus dilanjutkan. Pihaknya akan terlebih dahulu memberikan perhatian penuh bagi penataan wilayah hulu Citarum sebelum beranjak menuju bagian hilirnya.
“Ada satu-dua pembangunan yang ingin kita selesaikan pada tahun ini, yang masih menjadi PR, yaitu satu sodetan dan satu kolam retensi. Kalau ini sudah bisa diselesaikan insya Allah nanti setelah tahun 2020 banjir yang dulunya selalu terjadi di cekungan Bandung ini insyallah tidak terjadi pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Di samping itu, Presiden mengharapkan agar pembangunan infrastruktur pengendali banjir ini juga diikuti secara paralel oleh pekerjaan-pekerjaan pendukung lain seperti rehabilitasi lahan, reboisasi, dan lain sebagainya.
“Satu-satu dan memerlukan waktu. Ini kan sudah dikerjakan tiga tahunan sampai tahun ini. Nanti kemudian menuju hilirnya. Memang enggak bisa dikerjakan di hulunya atau hilirnya saja. Semuanya dikerjakan baik fisik infrastruktur maupun rehabilitasi lahan, reboisasi, semuanya,” ucapnya saat meninjau terowongan tersebut.
Tampak hadir mendampingi Presiden dalam acara peresmian di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta dua Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar dan Angkie Yudistia.