Oleh: Piter Jollus Baha Tolok, Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Ibrahim Sattah lahir di Tarempa, sebuah kota kecil di kawasan Pulau Tujuh, Laut Cina Selatan, Provinsi Kepulauan Riau tahun 1943 dan meninggal pada usia 43 tahun di Pekanbaru, 19 Januari 1988.
Sebuah puisinya cukup membuat simpatik yang berbicara tentang manusia, dan tentang kekuasaan Tuhan yang maha unik. Ia pun menyebut untuk siap berkemas, mempersiapkan diri sebagai sebagai makhluk yang di sebut manusia
`BERKEMASLAH`
Akan kemanakah kau
Akan kemanakah kau
Para sahabat telah dua kali menyebut namamu dan
Melabai-lambaikan tangannya:
Hei anak adam
Akan kemanakah kau
Akan kemanakah kau
Berkemaslah
Berkemaslah artinya siapkan sesuatu yang akan kita lakukan selanjutnya. misalnya, saat kita ingin berpergian siapkan semua keperluan yang akan kita bawa begitu pula dengan iman, kita siapkan amal baik selama kita masih berada di dunia. Ketika kita di panggil ke hadapan-Nya kita sudah siap untuk pulang.
Puisi yang berjudul `Berkemaslah`ini merupakan salah satu dari banyaknya puisi yang ditulis oleh Ibrahim Sattah.
Pada puisi tersebut mengandung makna yang sangat mendalam tentang kehidupan manusia. Saat manusia di dunia hendaklah berbuat baik kepada sesama manusia, bertanggung jawab atas semua hal yang manusia lakukan saat masih di dunia. Ketika seorang manusia sedang sakit hanya kuasa Tuhanlah yang dapat menyembuhkan manusia tersebut dari penyakit yang di derita manusia tersebut, begitu pula sebaliknya ketika manusia sedang bahagia Tuhanlah yang memberikan kebaikan tersebut.