“Salah satu tugas dari Porkdarwis ini, menggiatkan promosi. Dengan fotografi, videografi, bisa di upload ke media sosial. Tapi saya yakin, kawan-kawan Porkdarwis disini jago teknologi,” jelas dia.
Kemudian, dia juga menyinggung dengan wacana desa menghadirkan wisata petik buah salak yang menurutnya belum ada di Kabupaten Lingga. Dengan adanya masyarakat yang telah ikut dalam pelatihan pembudidayaan salak ini, dia berharap kebun-kebun salak dapat berdiri di Desa Resun.
Saat ini hanya satu orang yang berhasil membudidayakan salah madu diatas lahan setengah hektar. Bahkan dia berkomitmen, pemerintah daerah akan siap membantu dalam pengembangan buah salak, untuk mewujudkan terbentuknya wisata petik di Desa Resun.
“Saya ingin di tahun depan, wisata petik salak bisa di kembangkan, dan hanya ada di Desa Resun. Pemerintah daerah akan bantu, dalam segi apapun. Misalnya kebutuhan pagar atau lainnya. Saya ingin, wisata ini ada nantinya,” lanjut dia.
Kemudian, di Resun juga ada budaya yang sangat kental menghormati masuknya shalat Maghrib. Jika sudah menjelang atau masuk waktu Maghrib, satiap.orang tidak boleh beraktivitas di luar rumah. Dan ini juga, menurut Nizar menjadi PR dari Porkdarwis Resun untuk mempromosikan kearifan lokal ini.
“Selain di Panggak Darat, saya tau disini juga ada. Dan ini harus di angkat, bisa menjadi wisata religi, mana tau bisa menjadi daya tarik orang mau berwisata kesini,” jelas dia.
Pemerintah daerah, saat ini memang tengah fokus mengembalikan geliat pariwisata di Lingga, dengan membuka ruang wisatawan masuk berwisata ke Lingga. Dan tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang semestinya.