Ia secara langsung memberikan pelatihan teknis, mulai dari teknik anyaman yang lebih halus dan rapi, hingga kiat-kiat untuk mencapai konsistensi warna yang tahan lama dan alami.
Para pengrajin Tudung Manto, sebagai ujung tombak pelestarian warisan ini, juga memenuhi ruangan. Mereka tidak hanya berperan sebagai peserta, tetapi juga sebagai pemilik pengetahuan tradisional yang berhak menyampaikan tantangan dan kebutuhan mereka di lapangan. Dialog yang terjadi sangat interaktif, memungkinkan transfer ilmu dua arah—dari pakar ke pengrajin, dan umpan balik yang konstruktif dari pengrajin kepada pembuat kebijakan.

Fokus Pembinaan: Dari Mutu Bahan ke Kemasan Premium
Pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto ini memuat beberapa modul pelatihan kunci. Pertama dan terpenting adalah modul Standarisasi Bahan Baku. Pengrajin diberikan pemahaman mendalam tentang kualitas serat, proses penyiapan bahan, dan identifikasi serat yang paling ideal untuk menghasilkan Tudung Manto premium. Kualitas bahan baku menjadi penentu utama daya tahan dan estetika produk akhir.
Modul kedua berfokus pada Teknik Anyaman Tingkat Lanjut dan Konsistensi. Instruksi diberikan untuk meminimalkan cacat produksi, menciptakan kerapian anyaman yang seragam, dan memastikan ukuran serta bentuk Tudung Manto memenuhi standar yang ketat. Konsistensi mutu menjadi prasyarat untuk masuk ke pasar modern dan ritel kelas atas.