“Toilet itu dulunya dibangun saat saya masih menjabat Kadis Pendidikan, tapi karena keterbatasan lahan, dibangun di seberang sekolah. Sekarang katanya rusak. Setelah saya cek ke lurah, ternyata benar, dan itu pun dulunya dibangun oleh TNI, bukan dari dana Pemda,” ungkapnya.
Armia menambahkan, pada tahun 2023 dan 2024, Pemkab Lingga telah merehabilitasi ruang kelas SDN 005 secara total karena dinilai sudah tidak layak digunakan untuk proses belajar mengajar. Dengan selesainya pembenahan ruang kelas, pembangunan fasilitas toilet akan menjadi fokus selanjutnya.
“Tahun lalu kami fokus perbaikan ruang kelas, dan sekarang giliran fasilitas toilet yang akan kami perjuangkan. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tapi bentuk komitmen terhadap kenyamanan dan martabat siswa dan guru,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sekda menekankan pentingnya sanitasi sebagai kebutuhan dasar yang menyangkut aspek kesehatan, kebersihan, serta nilai-nilai kemanusiaan.
“Sanitasi adalah kebutuhan dasar. Jika kita abaikan, maka kita sedang abai terhadap hak dasar anak-anak kita,” tegasnya.
Pernyataan tersebut menjadi penegasan bahwa Pemkab Lingga tidak akan menutup mata terhadap persoalan fundamental dalam dunia pendidikan. Janji pembangunan toilet bukan sekadar respons sesaat atas pemberitaan, melainkan bagian dari langkah strategis untuk mewujudkan lingkungan belajar yang layak dan manusiawi di seluruh wilayah Kabupaten Lingga.(Red)
