Tanaman sagu ( Metroxylon sagu Rottb. ) termasuk dalam famili palmae dan merupakan tanaman yang menyimpan pati pada batangnya. Luas perkebunan tanaman sagu di Lingga adalah 3.314 ha dengan jumlah produksi mencapai 2.608,4 ton. Dari jumlah ini, kebutuhan sagu di Lingga bisa dikatakan surplus sehingga perlu gebrakan untuk menembus pasar ekspor, jelas Priyadi lagi.
Apalagi, harga di pasar ekspor khususnya pasar Cina mampu membeli dengan harga sekitar Rp 25.000/kg sementara harga jual skala domestik yang didapat dari petani hanya Rp 6.000/kg. Dan saat ini sagu yang telah dioleh setengah jadi menjadi tepung asal Lingga telah dikirim pada bulan Februari 2020 ke Cina sebagai sample ekspor dan dinyatakan telah memenuhi persyataran teknis sanitari dan fitosanitari negara tersebut.
“Alhamdulilah, semoga setelah pandemi berakhir, pihak otoritas negara Cina dijadwalkan untuk melihat langsung untuk ketelusuran produk. Dan kami siap mengawal,” ujar Priyadi.