“Remaja adalah generasi masa depan yang menentukan arah bangsa. Stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga akibat kurangnya kesiapan remaja dalam membangun keluarga. Melalui kegiatan INIGENTING, mari bersama-sama cegah stunting dengan menunda pernikahan dini dan menjaga pola hidup sehat,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia berharap kegiatan ini dapat menjadi gerakan sosial yang berdampak luas.
“Kami berharap para remaja menjadi agen perubahan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat luas,” ujar Maratusholiha penuh keyakinan.
Workshop tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Kepala Sekolah SMA Integral Bunda Tanah Melayu, Kepala UPT Puskesmas Daik, Ketua Baznas Kabupaten Lingga, serta Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
Kehadiran para pemangku kepentingan ini menandai komitmen bersama antara dunia pendidikan, sektor kesehatan, dan lembaga sosial dalam memerangi stunting di Kabupaten Lingga.
Melalui berbagai sesi interaktif, para pelajar mendapat wawasan tentang pola makan seimbang, pencegahan anemia, dan pentingnya gizi bagi pertumbuhan. Antusiasme mereka mencerminkan kesadaran baru bahwa perjuangan melawan stunting bukan semata tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama.
Kegiatan INIGENTING menjadi bukti nyata bahwa Forum Genre Kabupaten Lingga tidak hanya berperan sebagai wadah bagi remaja, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan sosial. Di tengah tantangan era modern dan gaya hidup serba cepat, kegiatan ini menegaskan pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai fondasi menuju Generasi Emas Indonesia 2045.
