
Program GEMAR Dinilai Mampu Meningkatkan Kedekatan Emosional dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Anak
Singkeponline.com | Lingga – Pemerintah Kabupaten Lingga resmi mengeluarkan Surat Edaran Bupati Lingga tentang Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah. Kebijakan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang bertujuan meningkatkan keterlibatan orang tua, khususnya ayah, dalam proses pendidikan dan perkembangan peserta didik.
Dalam surat edaran tersebut, Bupati Lingga mengimbau seluruh ayah yang memiliki anak usia sekolah untuk hadir langsung ke sekolah saat pengambilan rapor pada akhir semester.
Program yang dikenal dengan Gerakan Mengambil Rapor Bersama Ayah (GEMAR) ini diharapkan mampu memperkuat peran ayah dalam mendukung pendidikan anak, baik dari sisi akademik maupun non-akademik.
Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh Kepala OPD se-Kabupaten Lingga, Camat se-Kabupaten Lingga, serta Lurah dan Kepala Desa se-Kabupaten Lingga, agar turut menyosialisasikan dan mendukung pelaksanaan gerakan tersebut di wilayah masing-masing.
Pemerintah daerah menilai kehadiran ayah di lingkungan sekolah memiliki dampak positif dalam membangun kedekatan emosional serta meningkatkan perhatian terhadap perkembangan belajar anak.
Disebutkan pula bahwa sasaran program GEMAR mencakup anak usia sekolah mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), jenjang pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Dengan cakupan tersebut, diharapkan gerakan ini dapat diterapkan secara luas dan merata di seluruh satuan pendidikan di Kabupaten Lingga.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Bukit Tua Rayanto Gultom menilai program ini memiliki nilai strategis dalam membangun hubungan keluarga yang lebih harmonis.
“Dengan kegiatan ini ikatan emosional antara ayah dan anak terjalin semakin baik. Terkadang ada anak yang sangat membutuhkan kehadiran sosok seorang ayah untuk melihat prestasi akademik yang diperoleh di sekolah,” terang Bukit Tua Rayanto Gultom, Jumat (19/12/2025).
Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya pendekatan yang humanis dan berempati dalam pelaksanaan program ini. Menurutnya, tidak semua anak berada dalam kondisi keluarga yang utuh.
“Namun, hal ini juga harus mengimbangi dengan kondisi anak yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah. Jangan sampai kehadiran program ini malah menjadi pukulan psikologis bagi anak yang sudah tidak memiliki sosok ayah,” pungkasnya.
Ia berharap, melalui dukungan kebijakan pemerintah daerah dan pelaksanaan yang bijaksana di tingkat sekolah, Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah dapat berjalan secara inklusif.
Dengan demikian, tujuan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat tercapai tanpa mengesampingkan kondisi psikologis dan sosial seluruh peserta didik. (k)