Nizar berharap setelah digunakan maka paling penting adalah perawatan pada mobil ambulance itu sendiri. Karena dari anggaran APBD, maka perawatan ambulance wajib dilakukan, karena secara tidak langsung merupakan hasil dari uang masyarakat.
“Ambulance ini juga harus disiapkan sopir, itu juga harus didudukan dari biayanya, dari mana yang harus disiapkan, koordinasi betul-betul. Kalau kotor nanti segera dicuci. Begitupun untuk perawatan harus dikoordinasikan, apakah tanggung dinas atau ke pihak camat sendiri,” pesan dia.
Dia juga berharap, upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan disegala sektor, terutama kesehatan ini mendapat perhatian, dari provinsi, pusat maupun pihak swasta.
“Saya yakin dan percaya, mudah-mudahan upaya kita ini mendapat perhatian, baik itu dari provinsi sendiri, pusat dan swasta. Asal kita meminta terus berusaha membuka laluan,” harap dia.
Selain itu, kehadirannya di Puskesmas Lanjut juga menyinggung soal pelayanan tenaga kesehatan terhadap pasien, terutama pada tenaga kesehatan yang bertugas diruang IGD. Dia berpesan kapada tenaga kesehatan, untuk dapat bersikap sesuai SOP dalam melayani.
“Yang namanya kita pelayanan memang tidak ada standar kepuasannya. Itu resiko kota sebagai pelayan. Hanya saja kita harus tetap sesuai dengan SOP,” pesan dia.
Dia juga mendukung apa yang disampaikan Wakil Ketua Komisi III, Yanuar membidangi kesehatan, yang hadir pada kegiatan ini. Bahwasannya, perlu adanya suatu pelatihan pada tenaga kesehatan.
“Kadang memang, ada beberapa contoh baru baru selesai kuliah, tanpa ada pengalaman di rumah sakit swasta. Langsung honor. Nah ini memang perlu ada pelatihannya. Seperti misal, cara memasang infus. Suntik tangan kanan salah, suntik tangan kiri salah. Tangan pasien lah sudah berdarah, itupun tak dapat memasang infus,” ujar dia.