Mendapat pendidikan dari hasil seleksi siswa berprestasi meyakinkan Nizar muda untuk melangkah meninggalkan kampung kecil dihulu Daik. Dari keterangan teman sekampungnya, selain guru ngaji dan guru agama, orang tua Bang Nizar juga menghidupi anak-anaknya dari hasil nelayan dengan sampan yang kecil yang tidak bermesin untuk mencari ikan dan menafkahi keluarga.
“Orang tue die tu cume punye sampan kecil, bukan pompong besar tapi dapat menghidupi keluargenye,” ujar teman sekampung Bang Nizar.
Pendidikan Muhamad Nizar
Sekelumit prestasi yang diraih tidak lepas dari kecerdasan otak serta doa orang tua, dan orang-orang terdekat beliau sehingga pria yang menamatkan sekolah di SD Negeri di Pulau Kecil Kolombok tersebut, kemudian menyeberang sampan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 di Daik Lingga, dan melanjutkan lagi pendidikan SMA Negeri 1 Daik Lingga.
Meski rekan-rekannya saat ini sudah banyak yang melanjutkan Magister, namun Muhammad Nizar masih tetap bangga menyandang Sarjana Sosial yang diraihnya dengan susah payah selama empat tahun lebih lamanya.
Prestasi di Bidang Pemerintahan
Dipercayakan sebagai wakil bupati dan berbagi tugas dengan bupati Lingga H Alias Wello yang tak lain merupakan mentornya di dunia Politik, Muhammad Nizar mendapat porsi tugas yang tidak biasa dengan wakil-wakil Bupati yang ada di Indonesia barangkali.
Beliau dipercayakan untuk menentukan semua kebijakan yang menyangkut birokrasi dan mengatur segala urusan rumah tangga dipemerintahan. Sementara sang Mentor (Alias Wello) sibuk dengan berbagai inovasi-inovasi dan melakukan lobi pusat untuk peningkatan sumber daya manusia di Lingga dan menarik investor serta meningkatkan pendapatan daerah.