Makna dari Puisi ‘Duka’ Karya Ibrahim Sattah

Oleh: Sultan Riyu, Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

DUKA

duka ?

duka itu anu
duka itu saya saya ini kau kau itu duka
duka bunga duka daun duka duri duka hari

dukaku duka siapa
dukamu duka siapa
duka bila duka apa

duka yang mana duka dunia ?

: DUKA DUKI
Dukaku. Dukamu. Duka diri dua jari dari sepi

1972

Ibrahim Sattah merupakan penyair asli melayu Riau. Beliau lahir di Tarempa, sebuah kota kecil di kawasan Pulau Tujuh, Laut Cina Selatan, Kepulauan Riau pada tahun 1943 dan meninggal pada usia 43 tahun di Pekanbaru, 19 Januari 1988. Nama beliau dikenal sebagai penulis puisi, serta beliau bekerja di penerbitan buku-buku sastra.

Karya sastra merupakan hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna.

Begitu pula dalam puisi ‘Duka’ Karya Ibrahim Sattah. Dalam puisi ini menggambarkan kesedihan akan dunia. Puisi ‘Duka’ karya Ibrahim Sattah termasuk dalam jenis puisi kontemporer, puisi ‘Duka’ mengandung majas perulangan yaitu repetisi yang mengungkapkan makna yang ingin disampaikan oleh penyair. Rasa yang begitu dalam, yang disebut Ibrahim Sattah sebagai “Duka diri dua jari dari sepi“, yang dimulai dengan pertanyaan “Duka?“. Seperti juga saya, engkau, ia juga pertanyakan, “Duka yang mana duka dunia ?” Jelas sulit untuk diberikan jawaban yang pasti tentang duka dunia itu. Dunia pun hanya menyebut, “Duka Duki” yang sekaligus akan terjawab persoalan tentang duka itu.

See also  Makna Puisi ’Tempuling’ Karya Rida K Liamsi
Pages: 1 2

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *