Tak ketinggalan, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, dan Lurah se-Kabupaten Lingga, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), hadir sebagai representasi dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif, yang bersama-sama menjaga stabilitas dan memastikan pelayanan publik berjalan optimal hingga ke tingkat akar rumput.
Kehadiran mereka menegaskan bahwa pembangunan daerah adalah upaya kolektif yang melibatkan semua tingkatan dan sektor.

Menghormati Masa Lalu, Merajut Asa Masa Depan
Salah satu aspek yang membuat upacara HUT ke-22 ini terasa sangat istimewa adalah kehadiran langsung dari tokoh-tokoh pejuang pembentukan Kabupaten Lingga. Mereka adalah saksi hidup dari perjuangan panjang dan gigih yang telah mengantarkan Lingga menjadi sebuah daerah otonom.
Kehadiran para pejuang ini disambut dengan penghormatan mendalam, menjadi pengingat bagi generasi penerus tentang nilai-nilai pengorbanan dan cita-cita luhur yang mendasari berdirinya kabupaten ini.
Selain para pejuang, upacara ini juga dihadiri oleh para zuriat (keturunan) kesultanan dan tokoh adat setempat. Peran zuriat dalam menjaga nilai-nilai tradisi dan sejarah Melayu di Lingga tak terbantahkan. Kehadiran mereka menyimbolkan jembatan antara kejayaan masa lalu dengan pembangunan masa kini.
Serta-merta, acara ini menjadi ajang rekonsiliasi sejarah dan komitmen pembangunan berkelanjutan yang menghargai adat istiadat.