Para mahasiswa seharusnya bisa memberikan solusi lebih bijak kepada pemerintah daerah terkait hal penjemputan pulang ke kampung halaman dengan tidak mengecualikan masyarakat Kabupaten Lingga yang merantau.
“Sebagai mantan ketua IMKL saya pribadi sangat sedih dengan keadaan sekarang. Sudah hilang jiwa kepahlawanan mahasiswa. Seharusnya mereka berpikir itu. Satu saja mahasiswa angkat koper, seribu rakyat harus ikut naik di kapal pulang. Jika tidak, yang tidak semua. Agar masyarakat juga tidak berkecil hati,” tegas dia.
Mantan mahasiswa pergerakan ini juga mengatakan dengan kapasitas sebagai pemuda yang terdidik, apalagi yang aktif dalam pergerakan. Mahasiswa harus bisa membela kepentingan bersama, termasuk kepentingan masyarakat.
Justru ditengah pandemi ini, para mahasiswa harus menjadi pahlawan atas apa yang menjadi kebijakan-kebijakan daerah. Turut memikirkan solusinya, bagaimana masyarakat Lingga diluar daerah bisa ikut pulang. Atau sama-sama tetap berada di luar daerah sampai bloking area dibuka pemerintah daerah.
“Mahasiswa, jika memikir masyarakat diluar sana, mereka bisa mengambil dua pilihan. Pulang kampung, tapi rakyat harus ikut pulang, atau tidak sama sekali. Biar semua berada diluar daerah termasuk rakyat kita, artinya dalam hal ini tidak ada yang dikucilkan, dilalaikan atas kebijakan pemda,” jelas mantan mahasiswa itu semua.
Dia berharap, statement ini dapat menjadi pandangan mahasiswa. Dengan harapan besar, mahasiswa tetap berdiri diatas kepentingan masyarakat bukan kepentingan pribadi.