Salah satunya Orhan Pamuk.
Menurutnya, dikembalikannya Hagia Sophia menjadi tempat peribadahan suatu agama menghilangkan kebanggaannya atas negara yang selama ini dikenal sekuler, memisahkan urusan agama dan politik.
“Ada jutaan orang Turki sekuler seperti saya yang menangis menentang hal ini, tetapi suara mereka tidak terdengar,” kata Pamuk.
Sebaliknya, banyak juga warga Turki yang bergembira atas status terbaru dari Hagia Sophia.
Terbukti saat azan pertama dikumandangkan dari dalam bangunan itu untuk pertama kalinya tidak lama setelah ditetapkan kembali menjadi masjid, banyak warga yang bersorak-sorai dan mengabadikan momen tersebut dari luar bangunan.
Hal itu karena Islamis di Turki sudah lama meminta hal ini untuk diwujudkan, namun selalu mendapat tentangan dari anggota oposisi sekuler.
Panggilan sholat ini pun langsung disiarkan di seluruh kanal besar berita di Turki. Seluruh media sosial Hagia Sophia sebelumnya pun langsung dinonaktifkan.
Presiden Erdogan menjelaskan, ia akan tetap dengan keputusannya. Namun, ia tidak membatasi kunjungan ke Hagia Sophia.
Semua boleh berkunjung, baik muslim, nonmuslim, wisatawan asing, semua diizinkan untuk singgah di Hagia Sophia.
Hanya saja, secara resmi Hagia Sophia difungsikan sebagai masjid, penggunaan di luar fungsi itu tidak akan diizinkan secara resmi.
Sumber : BBC