“Kebijakan blocking area sejauh ini dinilai sebagai langkah yang paling pas dan paling tepat. Langkah ini juga telah menampakan hasil yang cukup signifikan, bisa mengantisipasi penyebaran virus Corona, dimana Lingga saat ini cuma terdapat 11 Orang ODP. 10 diantaranya sudah selesai pemantauan, dan satu masih dalam Proses Pemantauan. Yang terpenting adalah belum ada yang mengarah ke Covid-19,” ujar Awe sapaan akrab Bupati Lingga.
Namun Ia sangat menyayangkan bahwa masih ada orang-orang yang nekad pulang baik melalui pelabuhan resmi maupun tidak resmi belakangan ini. Bahkan sempat memancing ketegangan dan keresahan bagi penduduk setempat.
“Yang menjadi kerisauan adalah masyarakat yang pulang ke Lingga dengan menggunakan kapal carteran, apalagi saat ini hampir memasuki musim selatan, dikhawatirkan dapat menimbulkan musibah. Ini yang menjadi persoalan,” ujarnya.
Meskipun masih ada tuntutan penjemputan dari mahasiswa di Tanjungpinang dan Batam, namun Awe tetap tegas dengan pendiriannya untuk tidak akan melakukan penjemputan untuk yang kedua kalinya.
Menanggapi pernyataan Bupati Lingga, Ahmad Nashirudin selaku Ketua DPRD Kabupaten Lingga menyatakan dukungan terhadap kebijakan penerapan blocking area ini. Meskipun diakuinya saat ini mulai ada riak-riak menuntut dibukanya blocking area terkait momentum mudik yang biasanya dilaksanakan mendekati lebaran. Namun Ia berharap Pemda bisa tetap konsisten dan tetap berpegang pada kebijakan blocking area ini yang nyatanya berdampak positif bagi Kabupaten Lingga terutama dalam upaya pencegahan masuknya corona ke Lingga.