Meriam Buluh, Khazanah Melayu yang Masih Terjaga di Desa Benan

Camat Katang Bidare, Safaruddin bersama anak-anak Desa Benan saat sedang bermain Bedel (Meriam Karbit dari bambu)

Singkeponline.com (Berita Lingga)-Setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki permainan rakyat yang menjadi ciri khasnya. Akan tetapi perkembangan zaman yang pesat membuat permainan itu tergerus zaman.

Di tanah melayu, khususnya di Kabupaten Lingga, juga dikenal adanya permainan “meriam buluh”. Permainan yang identik dengan suasana bulan Ramadhan ini, sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun.

Kenyataan sekarang, permainan itupun ikut larut tergerus dengan kemajuan zaman. Meriam buluh hanya terlihat lestari di beberapa perkampungan saja. Apalagi dengan keadaan mewabahnya virus corona saat ini, yang mengakibatkan banyak bidang menjadi terbatas, tidak dipungkiri suasana Ramadhan tahun inipun menjadi seakan hening.

Kendati demikian, kabar baik mengenai pelestarian permainan meriam buluh ini, datang dari pulau di utara Kabupaten Lingga. Adalah Desa Benan, yang masih melestarikannya.

Dukanya dunia saat ini, seakan tak menyurut semangat anak-anak pulau ini untuk menyemarakkan momentum bulan ramadhan dengan bermain meriam buluh.

Semangat anak-anak itupun akhirnya mendapatkan sambutan dari Camat Katang Bidare, Safaruddin M.Si, yang menyadari bakal punahnya permainan meriah buluh. Bahkan dia tak segan untuk turun tangan meletupkan meriam tersebut. Kehadirannya, berbaur bersama anak-anak dan masyarakat di Desa Benan, membuat tidak ada lagi sekat antara camat dan masyarakat dalam memimpin Kecamatan Katang Bidare. Menanamkan semangat dan menebar kebahagiaan dalam rutinitas peningkatan amal dibulan Ramadhan yang penuh berkah.

See also  3 Tahun 9 Bulan Sepak Terjang Awe Nizar
Pages: 1 2 3

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *