Ekspor Kedua Cocopeat, IKM Kelapa Lingga Kirim 24 Ton ke Pasar Tiongkok

Ekspor Kedua Cocopeat, IKM Kelapa Lingga Kirim 24 Ton ke Pasar Tiongkok | F. Redaksi
Ekspor Kedua Cocopeat, IKM Kelapa Lingga Kirim 24 Ton ke Pasar Tiongkok | F. Redaksi

Pengiriman kedua ke Tiongkok diharapkan mendorong peningkatan produksi dan penyerapan tenaga kerja

Singkeponline.com | Lingga – Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Kelapa Lingga terus menunjukkan geliat positif dalam menembus pasar ekspor. Setelah berhasil melakukan ekspor perdana produk cocopeat, pihak IKM kini bersiap meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar internasional.

Sebanyak 24 ton cocopeat dikirim ke Tiongkok dari sentra IKM yang berada di Desa Resang, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga.

Ekspor tersebut merupakan pengiriman kedua yang dilakukan oleh Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Kelapa Lingga yang berada di bawah pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (DisperindagKop UMKM) Kabupaten Lingga.

Pengiriman sebanyak 24 ton cocopeat dilakukan pada Selasa (16/12/2025). Produk tersebut diangkut menggunakan dua unit mobil ekspedisi dan diberangkatkan melalui jalur laut menggunakan kapal Roro menuju Batam, sebelum selanjutnya diekspor ke Tiongkok.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DisperindagKop UMKM Kabupaten Lingga, Febrizal Taufik, menjelaskan bahwa untuk memenuhi pesanan pada ekspor kedua ini, sentra IKM membutuhkan waktu produksi sekitar 15 hari.

“Setelah ekspor pertama, kami membutuhkan jeda produksi sekitar 15 hari untuk kembali menghasilkan 24 ton cocopeat. Ke depan, kami menargetkan ekspor bisa dilakukan dua kali dalam sebulan dengan total sekitar 50 ton per bulan,” ujar Febrizal, Rabu (17/12/2025).

Ia juga menyebutkan, peluang ekspor tidak hanya terbatas pada produk cocopeat. Produk turunan kelapa lainnya yang dihasilkan dari sentra IKM Kelapa Lingga, seperti coco fiber, berpotensi besar untuk menembus pasar global.

“Tidak menutup kemungkinan produk lain dari sentra IKM Kelapa Lingga, seperti coco fiber dan produk turunan kelapa lainnya, juga dapat menembus pasar global,” katanya.

Menurut Febrizal, peningkatan kapasitas produksi tersebut akan berdampak langsung pada kebutuhan tenaga kerja.

Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya warga Desa Resang dan Kabupaten Lingga secara umum.

“Dengan bertambahnya produksi, tentu akan membutuhkan tenaga kerja tambahan. Ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga Desa Resang dan Kabupaten Lingga secara umum,” pungkasnya. (k)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *